Setelah sebelumnya saya telah menuliskan tentang Rusaknya Rajutan Cinta dan Toleransi Umat Beragama dan Jangan Hina Media atau Sesembahan Agama Lain, malam ini ingin sedikit membahas tentang peristiwa yang sedang viral dan baru saja terjadi kemarin di Yogyakarta, dimana ada sebuah peristiwa pemotongan nisan salib pada makam seorang yang beragama katolik bernama Albertus Selamet Sugihardi.

Menurut berbagai penelusuran yang saya lakukan di media sosial dan situs-situs portal berita peristiwa tersebut adalah hasil dari "kesepakatan" antara warga, tokoh agama, tokoh masyarakat dengan pihak keluarga. Menurut pemaparan warga dan tokoh masyarakat setempat alasan pemotongan nisan salib itu dikarenakan pemakaman tersebut akan dijadikan pemakaman khusus warga muslim, dimana simbol-simbol  agama lain dilarang ada di pemakaman tersebut agar tidak menimbulkan konflik.

Meski sang istri telah membuat pernyataan tertulis bermaterai ntah karena terpaksa atau tidak sehari setalah peristiwa tersebut, namun masih enggan memberikan tanggapan kepada awak media tentang peristiwa yang viral itu. Apa yang sebenarnya terjadi pada peristiwa ini? Apakah ada tindakan-tindakan Intoleransi pada peristiwa tersebut? Padahal Konstitusi menjamin seluruh warga negara untuk menggunakan simbol keagamaan dalam upacara keagamaan. Mengapa ini justru ada pelarangan simbol-simbol agama lain seolah kalian sangat ketakutan ada simbol salib di pemakaman tersebut hingga harus meniadakannya. Bukankah toleransi itu mayoritas harus menghormati yang minoritas.

Pesan Gus Dur

Kenapa kalian tega mengganggu orang yang sudah meninggal yang sudah tidak punya urusan lagi dengan dunia hanya dengan alasan pemakan tersebut akan dijadikan pemakaman muslim? Apa kalian takut iman kalian runtuh hanya karena melihat nisan salib menancap di sebuah makam? sehingga kalian harus memotongnya. Semoga saja peristiwa seperti ini tidak terulang kembali.

Melihat peristiwa ini saya jadi teringat pesan Simbah. Simbah pernah berpesan bahwa "Nang kuburan iku dewekan, najan awakmu dikubur karo wong lio dalam satu liang utowo dikubur nang kuburane wong-wong non muslim, koe bakal ngadepi dewek nikmat siksa sesuai amal perbuatanmu selama isih urip nang alam dunya, bahkan najan jasadmu nggak di kubur mergo mboh ilang nang ndi. Kabeh bakal dewekan." (Di alam kubur itu sendirian, meskipun kamu dimakamkan dengan orang lain dalam satu liang lahat atau dimakamkan di pemakaman orang-orang non muslim, kamu bakal menghadapi sendiri nikmat siksa sesuai amal perbuatanmu selama masih hidup di alam dunia, bahkan meskipun jasadmu tidak di kuburkan kerana ntah hilang kemana. Semua bakal sendirian.")

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: