Saya tidak sedang dan akan membahas naiknya tiket Candi Borobudur yang mencapai 750.000, tapi perlu sedikit saya jelaskan bahwa yang dinaikan itu bukan tiket masuk area wisata Borobudur tetapi tiket untuk naik ke atas Candi Borobudur, hal ini dilakukan pemerintah untuk menjaga dan melindungi kelestarian warisan budaya yang juga sebagai tempat sakral Umat Budha. Kerena kita tau, pengunjung seringkali tidak menghormati dan melakukan hal yang dilarang dan dapat merusak meskipun sudah ada papan larangan.

Di Islam, mayoritas ulama melarang keras melintas atau lewat di depan orang yang sedang mendirikan shalat (sembahyang).

Baik melintas di hadapan orang shalat yang memakai sutrah (penghalang) seperti sejadah atau tanpa memakai sutrah. Mereka yang memaksa melintas tetap di bebani dosa, meskipun orang yang lewat itu tak memiliki jalan lain. Pendapat jumhur adalah mengharamkannya. Imam Ghazali menghukumi makruh. 

Foto di atas sangat mengganggu saya. Tidak nyaman dipandang. Ditilik dari segi manapun (etika, budaya, agama, sosial) tetap tak elok. Tidak sopan. Saya pun tak ingin menghakimi mereka, karena tak tahu pasti apa keyakinannya.

Kalau di teritori keyakinan kita sendiri ketat mengatur soal etika memperlakukan orang yang sedang beribadah, apalagi etika memperlakukan umat agama lain yang sedang beribadah. Etika terhadap orang yang berbeda keyakinan dengan kita, harusnya jauh lebih dijunjung tinggi. Sekian.

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: