Ujian paling berat dari hidup kita akan datang dari hal-hal yang paling kita cintai. Kadang dari anak, pasangan, orang tua, saudara dll.

Dikaruniai kebahagiaan yang berlimpah ruah harus siap dengan ujian besar. Bukankah sering kita saksikan figur atau profil keluarga yang yang dalam pandangan banyak orang kebahagiaannya nyaris sempurna, tiba-tiba Tuhan cabut kadar bahagianya, lalu diganti dengan ujian maha berat?

Nasib (takdir) itu seperti permainan layang-layang. Sekali waktu angin membawanya ke puncak ketinggian. Tak jarang ia tersangkut di pepohonan. Sejurus kemudian hembusan angin dari arah lain menghempas ke arah mata angin yang berbeda.

Kecenderungan layang-layang itu menentang angin, bukan mengikutinya. Saat manusia nampak mulai lengah dalam pandangan Tuhan, maka digeserlah takdir itu agar kita tak kehilangan arah. Manusia memang punya kuasa mengendalikan jalan hidupnya. Hendak dibawa ke mana arah dan tujuannya. Namun, manusia kerap lupa bahwa ada benang penyambung yang tetap harus terhubung pada-Nya.

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: