Disuatu sore, seorang Sufi pertapa pulang dari mengumpulkan ranting kayu bakar di gunung yang akan di gunakan menghangatkan gubuk pertanpaannya yang dingin.

Dalam perjalanan pulang sang pertapa berjumpa seorang pemuda yang baru saja menangkap seekor Kupu kupu di genggaman tangannya.

Pemuda ini ingin menguji sang pertapa. Pemuda itu mengajak Pertapa untuk bertaruh,
"Bagaimana kalau kita bertaruh ?"
"Bagaimana bertaruhnya? tanya si Pertapa.
"Coba tebak, kupu kupu dalam genggamanku ini hidup atau mati. Kalau kamu kalah, sepikul ranting itu jadi milikku." jawab si pemuda.

Sang Pertapa setuju, lalu menebak, "Kupu kupu didalam genggamanmu itu pasti mati". 

Sang pemuda tertawa ngakak "Kamu Salah!!!" sambil membuka genggamnya, kupu kupu itu pun terbang pergi.

Si Pertapa berkata "Baiklah, ranting ini milikmu." ujar si Pertapa seraya menaruh pikulan rantingnya dan pergi dengan gembira.

Si pemuda TIDAK mengerti kenapa si Pertapa begitu gembira, tapi mendapat sepikul ranting pohon, dia dengan gembira membawa nya pulang.

Di rumah, Ayah pemuda itu bertanya soal asal muasal sepikul ranting pohon itu. Si pemuda dengan bangga menceritakan kisah sesungguhnya. Ayahnya marah setelah mendengar cerita si pemuda, dan berkata, "Kamu mengira kamu benar benar menang? Kamu salah. Sebenarnya kamu kalah, tapi tidak mengetahui bagaimana kalahnya."

Si pemuda bingung 360 keliling, Si ayah memerintah kan anaknya memikul rantingnya, berdua mereka mengantarkan kayu itu ke gubuk si Pertapa itu dan meminta maaf kepadanya. Pertapa itu hanya mengangguk kepalanya sambil tersenyum tanpa bilang apapun. Dalam perjalanan pulang, si pemuda bertanya soal ketidak mengertiannya kepada Ayahnya. Si Ayah menarik napas panjang dan menerangkannya.

"Pertapa itu sengaja bilang kalau kupu-kupu itu sudah mati, baru kamu mau melepaskan kupu-kupu itu, sehingga kamu menang. Kalau Pertapa itu bilang kupu-kupu itu hidup, kamu pasti meremas kupu kupu itu dalam genggamanmu hingga mati, juga kamu yang menang. Kamu mengira pertapa itu tidak mengetahui kelicikanmu?"

Beliau kalah sepikul ranting pohon, tapi memenangkan cinta kasih. Ranting Pohon bisa di dapat dan dicari kembali tapi Kehidupan/Nyawa jika sudah hilang... tidak bisa kembali.

Kebenaran itu soal perspektif, siapa yang menggenggamnya. Tetapi kebahagian itu soal siapa yang mampu memberi dan merawat kehidupan...

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: