"THR sudah keluar belum?" tanyaku kepada seorang Teman.

"Sudah Bro, seminggu yang lalu" jawabnya dengan senyum cerah

"Syukurlah, baju baru aman dong? Atau ganti HP buat pamer? Atau biskuit kongguan buat oleh-oleh ke kampung?... Hehehe godaku

"Semua sudah teralokasi dengan sempurna" jawabnya diplomatis tapi terbaca agak getir.

Saya sangat paham kegetirannya karena dia pegawai urban kelas karyawan perusahaan bergaji pas-pasan. Terbayangkan betapa banyak beban yang harus ditanggung untuk menghadapi lebaran, mulai beban pengeluaran untuk lebaran, sampai beban pertanyaan "kapan nikah?"

"Eh, tahu gak tukang bubur ayam yang suka lewat depan kontrakanmu yang orang Cirebon itu?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Tahulah, dia kan langgananku, kalo kamukan langganan tukang nasi uduk..."

"Selama Ramadhan dia gak jualan..." kataku dengan tingkat keseriusan tinggi.

"Ya iyalaaaah..." balasnya

"Praktis selama lebih satu bulan dia tidak punya pemasukan sama sekali dari jualannya atau babar blas... sementara biaya hidup tetap harus berjalan ditengah hiruk-pikuk lebaran, harga-harga naik, kebutuhan extra bertambah, sebentar lagi anak-anaknya memasuki tahun ajaran baru... begitu juga yang dialami tukang nasi uduk, tukang ketoprak, gado-gado... coba bandingkan dengan kamu yang punya pekerjaan bahkan masih dapet THR.

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: