Kalau kita amati, manusia Indonesia adalah manusia yang memiliki tingkat bersyukur paling tinggi, coba kita cari di Negara mana kita bisa menemukan olahan ceker yang beraneka ragam, olahan jeroan yang beraneka rasa dan sajian. Di negara Barat atau bahkan di negara Arab sekalipun yang katanya paling islami, menurut yang tinggal dan pernah bekerja di sana sulit rasanya menemukan olahan semacam ini karena bagian-bagian seperti Ceker maupun Kepala akan dibuang, baik ceker ayam maupun Ceker wedus. Bukti bahwa Manusia Indonesia adalah manusia yang begitu mensyukuri nikmat pemberian Tuhan.

Itu masih sebagian kecil bahwa manusia Indonesia mudah mensyukuri seusatu, manusia Indonesia sadar bahwa untuk merasakan kenikmatan dan kebahagiaan tidak perlu sesuatu yang besar, karena sedari kecil manusia Indonesia sudah diajari oleh para orang tua, pemuka agama, tokoh masyarakat dan nenek moyang kita.

Kita tentu pernah mendengar nasehat agar kita selalu menghabiskan setiap nasi yang kita makan, kita disuruh mensyukuri setiap butir nasi yang terhidang untuk kita, karena  disetiap butir nasi yang kita makan ada banyak peran manusia Indonesia di dalamnya, dari peran petani, kuli panggul, tukang giling padi, pedagang beras sampai orang tua kita yang membelikan dan menanakan nasi untuk kita. Atau nasihat kecil lain agar kita menghabiskan nasi yang kita makan, karena kalau tidak habis nanti nasinya nangis, ini mungkin nasihat terlihat sepela tapi maknanya kita tak boleh membuang-buang makanan seenaknya.

Dalam hal lain seperti mensyukuri keadaan misalnya, kita pun telah dijari juga oleh para pendahulu kita. Ketika hidup kita susah misalnya, para pendahulu kita selalu mengajari untuk selulu melihat kebawah, hal ini untuk menyadarkan kita bahwa ada orang lain yang lebih susah daripada kita. Maka timbulnya kita akan bersyukur lagi. Tapi jangan sampai kebalik, ingat melihat keabawah agar kita bersyukur bukun malah menjadikan kita sombong, melihat keatas agar kita menjadi semangat bukan malah merasa iri dan dengki.  Bersyukur dalam hal apapun tentu harus dibarengi rasa Ikhlas dan Sabar. Tanpa dibarengi Ikhlas dan Sabar apalagi sampai kebalik-balik timbulnya yang ada malah nyukur-nyukurin orang. Syukurin luh, rasain... Emang enak... 😂😂😂


BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: