Dahulu kala hiduplah seorang wanita cantik nan baik hati, ia bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ibu tiri dan saudara tirinya. Mereka sangat membenci Cinderella. Hidup Cinderella pun begitu tersiksa. Namun seiring dengan waktu kehidupannya menjadi berubah ketika dia bertemu dengan seorang pangeran. Kemudian mereka menikah dan hidup bahagia. THE END

Konsep cerita-cerita dongen inilah yang sudah mendominasi kita bahwa menikah adalah akhir dari segalanya. Akhir dari penderitaan karna rasa kesendiriaan dan kini pintu gerbang kebahagiaan telah dibuka karna kita telah menikah bersama kekasih kita.

Ini adalah konsep yang harus diluruskan karna kebanyakan dari kita hanya berharap sebuah kebahagiaan dalam berumah tangga, layaknya cerita dongeng. Sinetron-sinetron remaja sekarang pun juga lebih menghadirkan nuansa romantis berpacaran dan akhir sebuah cerita adalah menikah. Jarang sekali menampilkan pendidikan untuk kesiapan menuju jenjang selanjutnya. Yaitu jenjang berumah tangga.

Maka tak ayal jika sekarang mental kesiapan kita menjadi menurun, dan kaget ketika apa yang kita harapkan tak sama dengan kenyataan saat kita menikah. Kita sibuk berharap-harap penuh untuk meraih kebahagiaan setelah menikah. Konsep dari menikah adalah membagi kebahagiaan bukan berharap kebahagiaan. Sebelum menikah kita harus bahagia dulu dengan diri kita (damai dengan diri sendiri) nah setelah menikah kita membaginya bersama pasangan kita. Bukan malah kita berharap-harap lebih pada pasangan kita untuk membahagiakan kita.

Bisa jadi hanya kecewa! kalau kita hanya sibuk merangkai berjuta harapan kebahagiaan dari pasangan kita.

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: