12 Agustus 2022 di New York, Salman Rushdie diundang untuk memberi ceramah tentang pentingnya Amerika Serikat memberi suaka pada para penulis dan seniman yang terancam dan terusir dari negaranya. Tapi menjelang dia memberi pandangan, seseorang naik ke atas panggung dan menikam leher dan punggungnya berkali-kali.

Penyerang itu Bernama Hadi Matar. Motif penyerangannya belum dibeberkan secara terbuka. Tapi dengan cepat bisa diduga: ini karena kebencian dengan motivasi agama.

Salman Rushdie adalah novelis kelahiran India. Tak kurang dari 14 judul novel telah ditulisnya. Salah satu karyanya, The Satanic Verses, mendapatkan respons keras dari dunia Islam. Pemerintah Iran secara resmi melarang peredaran novel itu sejak tahun pertama terbit, 1988. Setahun kemudian, pemimpin revolusi Iran, Khomeini, bahkan mengeluarkan fatwa mati untuk penulis tersebut. 3 juta dollar juga ditawarkan untuk siapa saja yang bisa menghabisi nyawa Rushdie.

Sejak saat itu, penulis Midnight’s Children itu tinggal di tempat yang dirahasiakan di London untuk menghindari persekusi. Akibat fatwa dan ancaman yang dialaminya, dia kemudian menjadi simbol perjuangan kebebasan berekspresi.

Serangan terhadapnya dikutuk di seluruh dunia. Sudah saatnya setiap orang memiliki kebebasan untuk menulis dan melakukan kritik.

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: