Jika ukuran kebersihan menjadi ukuran keimanan, maka haqqul yakin sebagian besar umat Islam tidak beriman. Sungai-sungai kotor, jalan-jalan penuh sampah, dan manajemen sampah yang amburadul.

Dengan pemahaman bahwa mayoritas muslim masih kafir, maka saatnya gerakan massal menjadi bersih. Seberapapun sering sungai dibersihkan kalau kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai rendah maka sampah dan banjir tidak akan pernah selesai.

Kesadaran massif yang disertai manajemen sampah yang berkesinambungan. Sampah-sampah rutin diambil dan diolah, pemilahan sejak dari rumah tangga, dan industri-industri yang minim sampah.

Adalah memalukan jika justru muslim yang mensyaratkan bersih untuk beriman tapi yang benar-benar beriman adalah masyarakat tanpa agama yang bersih dari sampah seperti di Eropa Barat dan Skandinavia.

Bagaimana dengan Indonesia Khususnya Jakarta? Ah sudahlah, kali kotor dan bau aja bukannya di bersihin malah ditutupin... 😂😂😂

BACA JUGA POSTINGAN LAINNYA: